Teknik Self Rescue pada Olahraga Rafting
9 November 2020 2.709x Artikel
Teknik Self Rescue pada Olahraga Rafting (Arung Jeram) – Pembahasan kali ini meupakan pelengkap dari pembahasan sebelumnya tentang Materi Dasar Rafting (Arung Jeram). Dalam kegiatan arung jeram, keselamatan setiap peserta adalah hal yang utama.
Banyak faktor yang harus diperhatikan dalam melakukan kegiatan arung jeram ini. Namun peserta harus selalu menyadari, kegiatan arung jeram tidak akan pernah lepas dari segala resiko dan bahaya; baik oleh faktor manusia, peralatan, maupun faktor alam yang menyertainya.
Meski begitu, anda tidak perlu cemas, karena justru di sinilah letak salah satu kegembiraan yang akan anda rasakan saat bermain-main dengan air.
Self Rescue (Tindakan Penyelamatan Diri)
Self rescue atau tindakan penyelamatan diri saat melakukan kegiatan arung jeram ini perlu anda cermati betul. Walaupun anda dipandu skipper yang berpengalaman, ia tetap memiliki keterbatasan. Sehingga hal terbaik yang harus anda lakukan adalah melakukan tindakan penyelamatan diri sebelum datang tim rescue yang akan membantu anda.
Prinsip setiap tindakan penyelamatan dalam kegiatan arung jeram, adalah menyelamatkan diri sendiri sebelum melakukan tindakan penyelamatan terhadap orang lain. Si penyelamat harus benar-benar berada dalam kondisi yang aman dalam melakukan tindakan penyelamatan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari resiko lainnya dan kemungkinan bertambahnya korban.
Berikut dijelaskan hal apa saja yang harus anda lakukan dalam self rescue:
1. Swimmer
Swimmer adalah istilah yang digunakan oleh kalangan boater untuk menyebut orang yang terlempar keluar dari perahu saat berarung jeram.
Jika anda belum pernah mengalaminya, percayalah suatu saat anda akan mengalaminya. Bagi anda yang baru kali pertama melakukan kegiatan arung jeram, tidak perlu khawatir.
Banyak peserta yang kali pertama mengikuti kegiatan arung jeram mengalami hal ini dan tidak terjadi apa-apa dengan mereka. Bahkan menjadi cerita menarik bagi rekan-rekannya dan menimbulkan kesan tersendiri bagi yang mengalami. Namun tak sedikit pula peserta yang tidak mengalaminya dalam setiap kegiatan yang diikuti.
Hal pertama yang harus anda lakukan jika mengalami swimmer: Jangan panik!
Mengapa jangan panik? Karena jika terjadi kepanikan, anda tidak akan tahu apa yang harus anda lakukan untuk tindakan self rescue. Setelah anda dapat mengatasi rasa panik, selanjutnya anda harus menyadari dan mengetahui situasi di sekeliling anda.
2. Teknik berenang di arus
a. Defensive swimming position
Defensive swimming position adalah berenang mengikui arus dalam posisi terlentang, kaki dalam keadaan rapat dan selalu berada di atas air untuk menghindari foot entrapment.
Defensive swimming dilakukan pada arus deras dengan pandangan terarah ke hilir. Gunakan tangan sebagai pengatur keseimbangan atau untuk menuju pinggiran sungai dan menghindari berbagai rintangan lainnya.
Ingat … walaupun tidak terjadi sesuatu selama anda melakukan defensive swimming dan anda mulai menikmatinya, anda tidak dalam posisi yang benar-benar aman.
Berusahalah untuk menggapai tepian sungai dan segera keluar dari air. Jangan mencoba berdiri, meskipun pada daerah dangkal sekalipun, sebelum anda mencapai tepian sungai atau berada pada arus yang cukup tenang.
b. Aggressive swimming position
Aggressive swimming position adalah berenang dengan cara melawan arus. Dilakukan pada arus yang relatif tenang dengan posisi menghadap ke hulu.
Tujuannya, untuk mendekati perahu penolong, menghindari strainer, sieves, undercut, dan untuk menyeberang ke sisi tepian sungai yang lain dengan cepat. Ingat, aggressive swimming ini hanya efektif dilakukan pada arus sungai yang relatif tenang.
Jika anda lakukan ini pada arus deras, tenaga anda akan terbuang percuma; anda akan tetap terseret arus deras.
Belum ada komentar